https://pulau88verse.com/ https://pulau88.aasthaautopartindo.co.id/ https://opentherapeutics.org/ https://constructdir.com/ https://menorcamillennials.com/ https://gotinsurancecolorado.org/ https://venacavanyc.com/ https://coolridesonline.net/ https://secondactcafe.com/ https://osaka-kohan.com/ https://ivanmalagonortodoncia.com/ https://slang-dictionary.org/ https://greathomereviews.com/ https://panwaboutiquebeachresort.com/ https://ko-wu.ephi.web.id/ Tanda-Tanda Orang Munafiq, Kenali dan Waspadai! | Fadllul Wahid

Tanda-Tanda Orang Munafiq, Kenali dan Waspadai!

Tanda-Tanda Orang Munafiq, Kenali dan Waspadai!

Pembahasan tentang orang-orang munafiq selalu menarik. Dikatakan menarik, sebab sifat munafiq adalah salah satu sifat yang “membunuh secara halus.” Maksudnya, secara lahiriah, seseorang yang munafiq tampak “sehat-sehat” saja dalam beragama. Tapi, di balik tampilan luar yang normal, tenyata terdapat hati yang komplikatif; penuh penyakit, dan bisa mati kapan saja.

Rasulullah Saw. telah bersabda dalam hadits-hadits beliau yang terkenal mengenai tanda-tanda orang munafiq. Salah satu hadits itu berbunyi:

‌آيَةُ ‌الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خان

“Tanda-tanda orang munafiq itu ada 3: tatkala berbicara ia berbohong, saat berjanji ia ingkari, dan jika dipercaya ia khianati.” (HR. Bukhari Muslim)

Lantas, para ahli menyimpulkan, bahwa tanda-tandanya tidak hanya tiga saja. Redaksi hadits yang mengatakan tiga bukan berarti terbatas pada tiga unsur tersebut. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani menukil dalam kitab Fath al-Bari-nya (1/89):

فَإِنْ قِيلَ ظَاهِرُهُ الْحَصْرُ فِي الثَّلَاثِ فَكَيْفَ جَاءَ فِي الْحَدِيثِ الْآخَرِ بِلَفْظِ أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ الْحَدِيثَ أَجَابَ الْقُرْطُبِيُّ بِاحْتِمَالِ أَنَّهُ اسْتَجَدَّ لَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْعِلْمِ بِخِصَالِهِمْ مَا لَمْ يَكُنْ عِنْدَهُ وَأَقُولُ لَيْسَ بَيْنَ الْحَدِيثَيْنِ تَعَارُضٌ لِأَنَّهُ لَا يَلْزَمُ مِنْ عَدِّ الْخصْلَة الْمَذْمُومَةِ الدَّالَّةِ عَلَى كَمَالِ النِّفَاقِ كَوْنُهَا عَلَامَةً عَلَى النِّفَاقِ لِاحْتِمَالِ أَنْ تَكُونَ الْعَلَامَاتُ دَالَّاتٍ عَلَى أَصْلِ النِّفَاقِ وَالْخَصْلَةُ الزَّائِدَةُ إِذَا أُضِيفَتْ إِلَى ذَلِكَ كَمُلَ بِهَا خُلُوصُ النِّفَاقِ

“Jika diperdebatkan bahwa secara eksplisit tanda-tanda itu terbatas pada tiga tanda saja, maka bagaimana tanggapan mengenai hadits lain yang mengatakan bahwa tandanya ada empat? Al-Qurthubi menjawab, bahwa ada kemungkinan Nabi menambahinya, agar pengetahuan mengenai tanda-tanda itu lebih jelas dari sebelumnya. Lalu Ibnu Hajar berkomentar: ‘Tidak ada pertentangan di antara kedua hadits tersebut. Karena, penyebutan perilaku buruk yang menunjukkan kemunafikan tidak berarti menyebutkannya secara keseluruhan. Hal ini sebab masih dimungkinkan bahwa tanda-tanda yang disebutkan itu menunjukkan pokok kemunafikan, sementara tambahan yang ada akan semakin menyempurnakannya.’”

Selaras dengan narasi al-Asqalani di atas, Imam al-Ghazali mengutip perkataan sufi besar: Hatim al-Ashamm, dalam Ihya’ Ulumiddin vol. 3 hlm. 70:

وقال ‌حاتم ‌الأصم ‌المؤمن ‌مشغول ‌بالفكر والعبر والمنافق مشغول بالحرص والأمل والمؤمن آيس من كل أحد إلا من الله والمنافق راج كل أحد إلا الله والمؤمن آمن من كل أحد إلا من الله والمنافق خائف من كل أحد إلا من الله والمؤمن يقدم ماله دون دينه والمنافق يقدم دينه دون ماله والمؤمن يحسن ويبكي والمنافق يسيء ويضحك والمؤمن يحب الخلوة والوحدة والمنافق يحب الخلطة والملأ والمؤمن يزرع ويخشى الفساد والمنافق يقلع ويرجو الحصاد والمؤمن يأمر وينهى للسياسة فيصلح والمنافق يأمر وينهى للرياسة فيفسد

“Imam Hatim al-Ashamm berkata (mengenai perbedaan orang mukmin dengan munafiq): ‘Seorang mukmin akan disibukkan dengan pikiran dan renungan, sedangkan munafiq fokus dengan keinginan dan angan-angan. Orang mukmin putus asa dengan semua orang kecuali Allah, sedangkan munafiq berharap kepada semua orang kecuali Allah. Orang mukmin tidak takut kecuali kepada Allah, orang munafiq takut pada semuanya kecuali Allah. Orang mukmin mengorbankan hartanya demi agama, orang munafiq mengorbankan agamanya demi harta. Orang mukmin berbuat baik dan menangis, orang munafiq berbuat buruk dan tertawa. Orang mukmin menyukai khalwat (menyepi) dan persatuan, sedangkan munafiq menyukai keramaian dan perpecahan. Orang mukmin menanam (amal kebajikan) dan takut tanamannya rusak, orang munafiq mencabut tanamannya namun berharap panen. Orang mukmin ber-amar ma’ruf nahi munkar untuk strategi kebaikan, sedangkan orang munafik melakukannya karena nafsu memimpin dan kerusakan.”

Karenanya, mari kita tingkatkan kewaspadaan dan introspeksi diri. Jangan-jangan, salah satu dari tanda-tanda di atas terdapat pada diri kita. Maka, jika memang demikian, mari kita segera bertaubat. Mengharap ampunan dari Allah. Karena kita tak tahu nasib kita kelak. Boleh jadi, kita yang secara lahiriah beragama Islam dengan taat, namun siapa sangka, tanpa disadari, hati kita ternyata penuh dengan borok kemunafikan. Naudzubillah min dzalik.

Semoga kita senantiasa diberi lindungan oleh Allah dari sifat-sifat tercela yang menjadi tanda-tanda munafik. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

 

Referensi:

Al-Bukhari, Muhammad ibn Ismail, Shahih Bukhari (1/21)

Al-Naisaburi, Muslim ibn Hajjaj, Shahih Muslim (1/56)

Al-Asqalani, Ibn Hajar, Fath al-Bari Syarh Shahih Bukhari (1/89)

Al-Ghazali, Abu Hamid, Ihya Ulumiddin (3/70)

 

Redaktur: Irham Muktafi (Mahasantri Ma’had ‘Aly Faidhu Dzil Jalal Ngangkruk)

Bagikan :

Tambahkan Komentar Baru

 Komentar Anda berhasil dikirim. Terima kasih!   segarkan
Kesalahan: Silakan coba lagi