Menghidupkan Malam Nishfu Sya'ban
Sebagai salah-satu bulan mulia dalam islam, Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam menyinggungnya: "Rajab ialah bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadhan bulan umatku".
Puncak kemulyaan bulan ini berada pada malam pertengahan bulan atau biasa dikenal nishfu syaban.
Keistimewaan-keistimewaan yang ada pada malam nishfu syaban, diantaranya: turunnya rahmat dan ampunan Allah, waktu mustajabnya do'a, waktu pengleburan dari api neraka, waktu perhitungan amal dan rizki. (Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Madza Fi Syaban: hlm. 66)
Keistimewaan tersebut sebagaimana disebutkan oleh beberapa riwayat:
يطلع الله تبارك وتعالى إلى خلقه ليلة النصف من شعبان ، فيغفر لجميع خلقه ، إلا لمشرك أو مشاحنٍ
“Allah memperhatikan makhluk-makhluk Nya di Malam Nishfu Sya’ban, lalu Ia mengampuni seluruh makhluk-makhluk Nya kecuali orang yang musyrik dan orang yang bertikai”.
أتاني جبريل عليه السلام فقال هذه ليلة النصف من شعبان , ولله فيها عتقاء من نار بعدد شعور غنم بني كلب لا ينظر الله فيها إلى مشرك ولا إلى مشاحن ولا إلى قاطع رحم ولا إلى مسبل ولا إلى عاق لوالديه ولا إلى مدمن خمر
"Malaikat Jibril mendatangiku dan berkata: Ini adalah Malam Nishfu Sya’ban, dan pada malam ini Allah membebaskan dari neraka manusia sejumlah bulu kambing suku Kalb. Pada malam ini pula Allah tidak mau melihat orang musyrik, orang yang saling bertikai, orang yang memutuskan tali kekerabatan, orang yang memanjangkan kainnya melebihi mata kaki, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan pecandu minuman keras.”
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبانَ نادَى مُنادٍ: هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ هَلْ مِنْ سائِلٍ فأُعْطِيَهُ، فَلا يَسْأَلُ أَحَدٌ شَيْئًا إِلاَّ أُعْطِيَ إِلا زَانِيَةٌ بِفَرْجِهَا أَوْ مُشْرِكٌ
Diriwayatkan dari Nabi SAW: “Bila malam Nishfu Sya’ban tiba, maka terdengar suara lantang (firman Allah) yang menyerukan: “Adakah orang yang memohon ampunan, maka Aku akan mengampuninya?. Adakah orang yang meminta maka aku luluskan permintaannya? Maka tidaklah seseorang meminta sesuatu melainkan Aku luluskan permintaannya, kecuali perempuan yang berzina dengan kemaluannya atau orang musyrik” Demikian redaksi hadis yang ada dalam riwayat al-Baihaqi. Sedangkan redaksi hadis dalam riwayat lain berbentuk mutlak (setiap malam bulan Sya’ban) tanpa dibatasi dengan malam separuhnya
Berdasarkan kemulyaan dan keistimewaan malam nishfu syaban, ulama' menganjurkan untuk menghidupkan malamnya dengan ibadah kepada Allah SWT.
Berikut anjuran-anjuran menghidupkan Malam Nishfu Syaban yang disebut oleh para ulama antar madzhab:
1. Ibnu Nujaim (Hanafiyah) di dalam Bahr ar-Raiq: II/56:
ﻭﻣﻦ اﻟﻤﻨﺪﻭﺑﺎﺕ ﺇﺣﻴﺎء ﻟﻴﺎﻟﻲ اﻟﻌﺸﺮ ﻣﻦ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻭﻟﻴﻠﺘﻲ اﻟﻌﻴﺪﻳﻦ ﻭﻟﻴﺎﻟﻲ ﻋﺸﺮ ﺫﻱ اﻟﺤﺠﺔ ﻭﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻛﻤﺎ ﻭﺭﺩﺕ ﺑﻪ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ
"Termasuk kesunnahan ialah menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan ramadhan, dua malam hari raya, malam sepuluh dzulhijjah, malam nishfu syaban; sebagaimana yang telah disebut dalam beberapa hadits."
2. Muhammad bin Muhammad al-Abdadi Ibnu al-Hajj (Malikiyah) di dalam Al-Madkhal: I/300:
ﻟﻴﻠﺔ ﻧﺼﻒ ﺷﻌﺒﺎﻥ (ﻓﺼﻞ)
-الى ان قال- ﻭﺑﺎﻟﺠﻤﻠﺔ ﻓﻬﺬﻩ اﻟﻠﻴﻠﺔ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻘﺪﺭ ﻓﻠﻬﺎ ﻓﻀﻞ ﻋﻈﻴﻢ ﻭﺧﻴﺮ ﺟﺴﻴﻢ ﻭﻛﺎﻥ اﻟﺴﻠﻒ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ - ﻳﻌﻈﻤﻮﻧﻬﺎ ﻭﻳﺸﻤﺮﻭﻥ ﻟﻬﺎ ﻗﺒﻞ ﺇﺗﻴﺎﻧﻬﺎ ﻓﻤﺎ ﺗﺄﺗﻴﻬﻢ ﺇﻻ ﻭﻫﻢ ﻣﺘﺄﻫﺒﻮﻥ ﻟﻠﻘﺎﺋﻬﺎ، ﻭاﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺤﺮﻣﺘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻗﺪ ﻋﻠﻢ ﻣﻦ اﺣﺘﺮاﻣﻬﻢ ﻟﻠﺸﻌﺎﺋﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﺫﻛﺮﻩ ﻫﺬا ﻫﻮ التعظيم اﻟﺸﺮﻋﻲ ﻟﻬﺬﻩ اﻟﻠﻴﻠﺔ
"Malam Nishfu Syaban (Pasal) - Secara umum pada malam ini, meskipun bukan malam lailatul qadar namun malam ini memiliki keutamaan agung dan kebaikan besar dan para salaf mengagungkannya seraya mempersiapkannya sebelum datangnya malam tersebut, tiada dari mereka tatkala memasuki nishfu syaban kecuali telah mempersiapkan pertemuannya, dan menghidupkan sebab kemulyaannnya sebagaimana yang telah diketahui bahwa mereka memulyakan syiar-syiar agama yang telah disebutkan, semacam ini merupakan bentuk penghormatan yang bernilai syariat terhadap malam nishfu syaban."
3. Syarafuddin an-Nawawi (Syafiiyyah) di dalam Raudhat at-Thalibin: II/75:
قال الشافعي رحمه الله وبلغنا أن الدعاء يستجاب في خمس ليال ليلة الجمعة والعيدين وأول رجب ونصف شعبان قال الشافعي وأستحب كل ما حكيته في هذه الليالي والله أعلم
"Imam Syafii ra mengatakan: 'Telah samapi kepada kami bahwa doa akan dikabulkan pada lima malam: malam jum'at, malam dua hari raya, malam awal rajab, malam nishfu syaban'. Imam Syafi'i juga mengatakan: 'Saya menganjurkan setiap amal yang telah kami ceritakan (menghidupkan malam dengan ibadah) pada malam-malam tersebut'. Wallahu A'lam".
4. Ibnu Muflih (Hanabilah) di dalam Al-Furu': III/88:
ﻗﺎﻝ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺘﻮﻋﺐ: ﺁﻛﺪﻩ ﻳﻮﻡ اﻟﻨﺼﻒ, ﻗﺎﻝ ﺷﻴﺨﻨﺎ: ﻭﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻟﻬﺎ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﻓﻲ اﻟﻤﻨﻘﻮﻝ ﻋﻦ ﺃﺣﻤﺪ, ﻭﻗﺪ ﺭﻭﻯ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻓﻲ ﻓﻀﻠﻬﺎ ﺃﺷﻴﺎء ﻣﺸﻬﻮﺭﺓ ﻓﻲ ﻛﺘﺐ اﻟﺤﺪﻳﺚ.
"Berkata dalam Al-Mustauab: 'Yang lebih dianjurkan ialah pada pertengahan syaban, berkata guru kami: Malam Nishfu Syaban memiliki keutamaan agung sebagaimana yang dinuqil dari Imam Ahmad, dan Imam Ahmad dan golongan Ahshab kami dan ulama lain telah meriwayatkan tentang keutamaan nishfu syaban yaitu beberapa hal yang terkenal dalam kitab-kitab hadits."
Adapun keutamaan menghidupkan malam nishfu syaban disebut dalam gubahan syiir:
فقم ليلة النصفِ الشريفِ مُصلِّيَـــــــــــــــًا ● فأشرفُ هذا الشهرِ ليلةُ نِصفِــــــــه
فكم من فتى قد بات في النصف ءامنًا ● وقد نُسخت فيه صحيفةُ حتفِــــــــــه
فبادر بفعل الخير قبل انقضائـــــــــــــــــــــه ● وحاذِر هجومَ الموتِ فيه بِصَرفِــــــه
وصُم يومَهـــــــــــــــــــــا لله وأحسِن رجاءَه ● لتظفرَ عند الكربِ منه بلطفِـــــــــــــه
"Hidupkanlah malam nishfu syaban dengan sholat ● kemulyaan pada bulan syaban berada pada pertengahannya
Betapa banyak pemuda yang tenang pada malam tersebut ● sementara takdir kematiaannya telah berubah
Maka bergegaslah melakukan kebaikan sebelum saat itu berlalu ● serta waspadalah dengan menghindari kematian pada saat itu
Berpuasalah karena Allah serta berharaplah kebaikan pada Nya ● Agar engkau mendapat pelipur lara dengan kasih sayang Nya". (Abdullah bin Muhammad al-Ghumari, Husnul Bayan fi Lailat an-Nishfi Min Syaban: hlm. 16)
Redaktur : M. Minanur Rohman
Tambahkan Komentar Baru